FOMO: Kenapa Kita Sering Takut Ketinggalan

03 Oct 2025 | QIA Solution

FOMO: Kenapa Kita Sering Takut Ketinggalan

Pernah nggak sih lagi rebahan, terus buka Instagram atau TikTok, dan langsung merasa “kok hidupku gini-gini aja?”  Sementara teman-teman posting liburan ke Bali, nongkrong di café hits, atau pamer pencapaian baru. Rasanya kayak ada yang hilang, seolah kita tertinggal jauh. 

Nah, inilah yang disebut FOMO (Fear of Missing Out) rasa takut ketinggalan momen seru yang orang lain alami. Fenomena ini makin kuat di era digital. Setiap hari, kita disuguhi potongan “hidup sempurna” orang lain lewat media sosial. Padahal, yang ditampilkan Cuma highlight, bukan keseluruhan cerita. Akhirnya, kita membandingkan sisi “behind the scenes” hidup kita dengan versi “best moment” orang lain.

 

Apa Itu FOMO?

Secara sederhana, FOMO adalah rasa cemas atau gelisah karena merasa ada pengalaman menarik yang kita lewatkan. Biasanya muncul saat lihat postingan orang lain, lalu kita jadi merasa hidup sendiri kurang seru.

Sebenarnya, rasa ini wajar. Sejak dulu manusia butuh merasa jadi bagian dari kelompok. Tapi sekarang, media sosial bikin dorongan itu jadi berlebihan. Setiap kali scroll, kita langsung diingatkan pada hal-hal yang “nggak kita punya,” bukan yang sudah ada.

 

Dampak FOMO di Kehidupan Sehari-hari

FOMO mungkin terdengar sepele, tapi efeknya bisa serius, apalagi buat Gen Z yang hidupnya lekat dengan gadget.

  1. Kantong bisa jebol
    Demi nggak ketinggalan tren, banyak yang belanja impulsif: mulai dari outfit, gadget, sampai makanan viral. Padahal seringkali bukan kebutuhan.
  2. Sosial jadi melelahkan
    Ada juga yang selalu ikut nongkrong atau acara meski badan lagi capek, cuma karena takut dianggap “kurang gaul.” Hasilnya? Burnout.
  3. Mental ikutan drop
    Terus-menerus membandingkan diri bikin kita gampang minder, merasa kurang, bahkan cemas. Riset menunjukkan, makin tinggi FOMO, makin tinggi pula risiko kecemasan sosial.

 

Kenapa Gen Z Rentan FOMO?

Gen Z adalah generasi pertama yang tumbuh besar bareng media sosial. Sejak remaja sudah terbiasa update status, bikin story, dan mengintip kehidupan orang lain lewat layar.

Standar kebahagiaan pun jadi bergeser: diukur dari seberapa “update” kita atau seberapa viral sesuatu. Di sisi lain, budaya hustle juga bikin FOMO makin parah. Seolah kalau nggak produktif, nggak ikut tren, atau nggak hadir di suatu acara, berarti tertinggal. Padahal, tiap orang punya jalannya sendiri. 

 

Cara Mengatasi FOMO

Kabar baiknya, FOMO bisa dikendalikan. Caranya sederhana, asal dibiasakan:

  1. Sadar dulu → tanyakan ke diri sendiri, ini keinginan tulus atau cuma takut ketinggalan?
  2. Kurangi screen time → atur waktu main medsos. Jeda sehari aja bisa bikin pikiran lebih lega.
  3. Latih rasa syukur → tulis tiga hal yang bikin kamu bersyukur setiap hari. Cara kecil ini bisa ubah cara pandangmu.
  4. Pilih konten dengan bijak → nggak semua  harus ikuti. Kalau bikin kepikiran atau insecure, nggak ada salahnya dimute.
  5. Nikmati ritme hidup sendiri → ingat, setiap orang punya timeline berbeda. Kamu nggak terlambat, kamu cuma punya jalur unik.

 

Kesimpulan 

FOMO memang bisa dibilang “penyakit zaman digital,” tapi bukan berarti nggak bisa diatasi. Dengan lebih sadar, kita bisa belajar menghargai momen, bikin batasan, dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.

Hidup itu bukan lomba siapa yang paling update. Kadang, pengalaman terbaik justru hadir saat kita berhenti membandingkan diri dan mulai menikmati apa yang ada di depan mata. Jadi, kalau FOMO datang, tarik napas dalam-dalam dan bilang ke diri sendiri: 

“Aku nggak ketinggalan, aku cuma berjalan di jalanku sendiri.”

 

Referensi 

  • Manik Rinonce, E., & Jannah, M. (2025). Fear of Missing Out Fuels Impulsive Buying Behavior in Gen Z: Rasa Takut Ketinggalan Mendorong Perilaku Pembelian Impulsif pada Gen Z. Psikologia: Jurnal Psikologi, 10(1).
    https://doi.org/10.21070/psikologia.v10i1.1847
  • Larisu, Z. (2024). The impact of social media use on Gen Z mental health: The relationship between FOMO and social anxiety. Psikologiya Journal, 1(4).
    https://nawalaeducation.com/index.php/PJ/article/view/911
  • Hidayati, Y., & Nasution, M. I. P. (2025). Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) di Era Digital: Studi tentang Dampaknya pada Gen Z. Innovative: Journal Of Social Science Research, 5(3), 1218–1228.
    https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/view/19110#
  • Elistyawati, I. A., Dasih, I. G. A. R. P., & Darmayanti, G. A. P. (2025). The phenomenon of FOMO as consumptive behavior of Generation Z in purchasing traditional food. Brilliant International Journal of Management and Tourism, 5(2).
    https://doi.org/10.55606/bijmt.v5i2.4506